Media Asing Soroti Anies Baswedan yang Di Dukung Sosok Kontroversial!
Media Asing Soroti Anies Baswedan yang Di
Dukung Sosok Kontroversial!
Media asing
menyoroti dukungan Abu Bakar Ba'asyir kepada calon presiden nomor urut 1 Anies
Baswedan di Pilpres 2024 ini. Hal ini diulas oleh Nikkei Asia misalnya memberi
judul "Radical Indonesian cleric gives backing to presidential hopeful
Anies".
"Calon
presiden Indonesia Anies Baswedan telah menerima dukungan dari seorang ulama
yang pernah menjadi pemimpin spiritual kelompok ekstremis di balik pemboman
Bali tahun 2002, serangan teroris paling mematikan di negara ini," tulis
media tersebut, baru-baru ini.
"Dalam
rekaman audio yang menjadi viral di media sosial bulan ini, Abu Bakar Bashir
(Ba'asyir), 85, menggambarkan mantan gubernur Jakarta sebagai kandidat yang
akan 'mencoba memerintah negara ini ... dengan hukum Islam semaksimal
mungkin'," sebut laman itu.
"Dukungan
tersebut muncul hanya beberapa minggu sebelum negara berpenduduk mayoritas
Muslim terbesar di dunia itu mengadakan pemilihan presiden. Anies, 54, saat ini
berada di urutan kedua di belakang calon terdepan, Prabowo Subianto, Menteri
Pertahanan Indonesia," muatnya lagi.
Dimuat juga
bahwa Abu Bakar Ba'asyir, bukanlah satu-satunya tokoh garis keras yang
mendukung Anies. Nikkei juga menyinggung ulama lain, Ustadz Abdul Somad.
"Ditolak
masuk ke Singapura pada tahun 2022 karena apa yang disebut oleh negara kota
tersebut sebagai ajarannya yang 'ekstremis dan segregasi'," bunyi laman
itu menjelaskan sosoknya.
Media
tersebut juga memasukkan pendapat pengamat. Disinggung bagaimana ini pernah
terjadi di pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2017, di mana Anies menang
melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Dukungan
dari ulama garis keras... berfungsi sebagai pengingat bagi komunitas non-Muslim
di Indonesia dan Muslim moderat mengenai apa yang dilakukan Anies terhadap Ahok
pada tahun 2017," muat Nikkei Asia mengutip peneliti senior di S. Rajaratnam
School of International Studies (RSIS) yang berbasis di Singapura, Alexander
Arifianto.
"Anies
memenangkan pemilihan gubernur Jakarta tahun 2017 dengan merayu pemilih
konservatif dan tampil di rapat umum dengan para pemimpin Islam garis keras
yang berkampanye untuk menggulingkan saingannya, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama,
yang saat itu merupakan orang Kristen keturunan Tionghoa pertama yang memegang
jabatan puncak di kota tersebut," tambah artikel itu.
"Anies
juga menghadiri aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Gerakan 212, yang diambil
dari tanggal 2 Desember 2016 ketika kelompok Islam pertama kali berdemonstrasi
melawan Ahok. Dia (Ahok) kemudian dipenjara atas tuduhan penistaan agama
terkait dengan komentar yang dia buat saat kampanye," jelas Nikkei lagi.
"Dukungan
dari ulama garis keras... berfungsi sebagai pengingat bagi komunitas non-Muslim
di Indonesia dan Muslim moderat mengenai apa yang dilakukan Anies terhadap Ahok
pada tahun 2017," muat Nikkei Asia mengutip peneliti senior di S. Rajaratnam
School of International Studies (RSIS) yang berbasis di Singapura, Alexander
Arifianto.
"Anies
memenangkan pemilihan gubernur Jakarta tahun 2017 dengan merayu pemilih
konservatif dan tampil di rapat umum dengan para pemimpin Islam garis keras
yang berkampanye untuk menggulingkan saingannya, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama,
yang saat itu merupakan orang Kristen keturunan Tionghoa pertama yang memegang
jabatan puncak di kota tersebut," tambah artikel itu.
"Anies
juga menghadiri aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Gerakan 212, yang diambil
dari tanggal 2 Desember 2016 ketika kelompok Islam pertama kali berdemonstrasi
melawan Ahok. Dia (Ahok) kemudian dipenjara atas tuduhan penistaan agama
terkait dengan komentar yang dia buat saat kampanye," jelas Nikkei lagi.
Laman yang
sama juga memuat bagaimana kelompok Islam konservatif berkontribusi hingga
15-20% dari keseluruhan pemilih dari pemilu RI. Meski kecil, suaranya disebut
signifikan.
Dijelaskan
pula sebenarnya, Islam moderat sendiri lebih besar. Kemungkinan ini, masih
dimuat Nikke Asia, coba didapat dengan menggandeng Muhaimin Iskandar (Cak Imin)
sebagai calon wakil presiden (cawapres) Anies.
"Jumlah
Muslim konservatif saja tidak cukup untuk memberikan kemenangan kepada Anies,
sehingga ia juga telah mendapatkan suara dari Nahdlatul Ulama (NU) yang
moderat, organisasi Muslim terbesar di Indonesia, dengan sekitar 90 juta
pengikut,' tulisnya lagi.
"Anies
dan pasangannya, Muhaimin Iskandar, anggota NU dan ketua Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB), mengincar suara di provinsi kubu NU, Jawa Timur, yang memiliki
jumlah pemilih terdaftar terbesar kedua di Indonesia, yaitu 31,4 juta,"
ujarnya.
"Dia
membutuhkan suara yang signifikan dari NU, khususnya di daerah pertarungan..
Anies memiliki peluang kompetitif karena ia didukung oleh kelompok Islam garis
keras dan sekarang oleh sebagian besar ulama NU di Jawa Timur," muat
pengamat yang diwawancarai Nikkei Asia lagi, Arifianto.
Komentar
Posting Komentar